Sekilas Orange's Blog :

Sabtu, 03 Desember 2011

Sakera merupakan ikon Madura, anda pasti bertanya mengapa dan kenapa ?


Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di kelurahan Raci Kota Bangil, Pasuruan, Jatim, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah yang melawan penjajah Belanda di perkebunan tebu Kancil Mas Bangil. Legenda jagoan berdarah Bangil ini sangat populer di Jawa Timur utamanya di Pasuruan dan Madura.

Sakera bernama asli Sadiman yang bekerja sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak Sakera. Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda pimpinan ambisius perusahaan ini ingin membeli lahan perkebunan yang seluas-luas dengan harga semurah-murahnya.dengan cara yang licik orang belanda itu menyuruh carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru bagi perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dan dengan iming-iming harta dan kekayaan hingga carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut.

Hal tersebut membuat Pak Sakera marah terhadap carik Rembang dan Pemerintahan Hindia  Belanda semua usaha Belanda digagalkan membuat Pemerintah Hindia Belanda geram terhadap Pak Sakera, berbagai cara dilakukan oleh Belanda untuk membunuh Pak Sakera tetapi gagal karena saking licin dan gesitnya Pak Sakera ini,
Pak sakera mempunyai perawakan tubuh tinggi, berkumis agak tebal dan selalu memakai baju khas Madura yang bernama Pesa’an,

Beliau gigih dalam menentang Belanda dengan berbekal sebuah Sadek (red. Clurit) beliau melawan bangsa Belanda demi mempertahankan Pulau Madura,
Dalam sejarah perlawanan bangsa penjajah di Indonesia mungkin tidak terlalu terkenal tetapi di Madura beliau sangat terkenal sebagai Pahlawan dan Pahlawan Madura lainnya yaitu Pangeran Trunojoyo yang tak kalah gigihnya dalam melawan pasukan Belanda dengan senjata tombaknya yang terkenal dengan tombaknya yang bernama Nanggala dan Alogara yang merupakan pemberian pamannya Kyai Poleng sebuah patih yang sakti mandraguna yang berasal dari Tanah Jawa, sampai saat ini nama pangeran Trunojoyo dikenang dengan diberikan nama kepada Universitas Negeri pertama di Madura yaitu Universitas Trunojoyo Madura yang terletak di Kota Bangkalan dan  diabadikan juga dalam sebuah Bandar Udara Trunojoyo yang terletak di Kota Sumenep.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.